Translate
Selasa, 02 Oktober 2012
Sabtu, 29 September 2012
Jack The Ripper
"Jack the Ripper" is the best-known name given to an unidentified serial killer who was active in the largely impoverished areas in and around theWhitechapel district of London in 1888. The name originated in a letter, written by someone claiming to be the murderer, that was disseminated in the media. The letter is widely believed to have been a hoax, and may have been written by a journalist in a deliberate attempt to heighten interest in the story. Other nicknames used for the killer at the time were "The Whitechapel Murderer" and "Leather Apron".
Attacks ascribed to the Ripper typically involved female prostitutes from the slums whose throats were cut prior to abdominal mutilations. The removal of internal organs from at least three of the victims led to proposals that their killer possessed anatomical or surgical knowledge. Rumours that the murders were connected intensified in September and October 1888, and letters from a writer or writers purporting to be the murderer were received by media outlets and Scotland Yard. The "From Hell" letter, received by George Lusk of the Whitechapel Vigilance Committee, included half of a preserved human kidney, supposedly from one of the victims. Mainly because of the extraordinarily brutal character of the murders, and because of media treatment of the events, the public came increasingly to believe in a single serial killer known as "Jack the Ripper".
Extensive newspaper coverage bestowed widespread and enduring international notoriety on the Ripper. An investigation into a series of brutal killings in Whitechapel up to 1891 was unable to connect all the killings conclusively to the murders of 1888, but the legend of Jack the Ripper solidified. As the murders were never solved, the legends surrounding them became a combination of genuine historical research, folklore, and pseudohistory. The term "ripperology" was coined to describe the study and analysis of the Ripper cases. There are now over one hundred theories about the Ripper's identity, and the murders have inspired multiple works of fiction.
Kamis, 27 September 2012
Chord Ungu Syukur (Alhamdulillah)
Chord Ungu Syukur
(Alhamdulillah)
Intro: C G C D
C G Am D G
C G C D
Selalu ku sakiti Engkau dengan dosaku
C G C D
Ku balas segala kebaikan-Mu dengan kekurangan
C G C D
Tiada pernah ku menyadari semuanya
C G Am G D
Bahwa nafas yang ku hirup adalah kuasa-Mu
C G C D
Reff: Alhamdulillah, ku syukuri semua
C G
Terima kasihku Ya Allah
Am D
Atas indahnya hidup
C G C D
Alhamdulillah, ku syukuri semua
C G
Terima kasihku Ya Robbi
Am G D
Atas rahmat dalam hidupku
C G C D
Selalu ku tinggalkan Engkau dengan khilafku
C G C D
Ku balas segala kemurahan-Mu dengan keburukan
C G C D
Tiada pernah ku menyadari semuanya
C G Am G D
Bahwa nafas yang ku hirup adalah kuasa-Mu
Kembali ke Reff
Music: Am C G (3x)
Am C D E
Reff 2:
D A D E
Alhamdulillah, ku syukuri semua
D A
Terima kasihku Ya Allah
Bm E
Atas indahnya hidup
D A D E
Alhamdulillah, ku syukuri semua
D A
Terima kasihku Ya Robbi
Bm A E
Atas rahmat dalam hidupku
Kembali ke Reff 2
C G Am D G
C G C D
Selalu ku sakiti Engkau dengan dosaku
C G C D
Ku balas segala kebaikan-Mu dengan kekurangan
C G C D
Tiada pernah ku menyadari semuanya
C G Am G D
Bahwa nafas yang ku hirup adalah kuasa-Mu
C G C D
Reff: Alhamdulillah, ku syukuri semua
C G
Terima kasihku Ya Allah
Am D
Atas indahnya hidup
C G C D
Alhamdulillah, ku syukuri semua
C G
Terima kasihku Ya Robbi
Am G D
Atas rahmat dalam hidupku
C G C D
Selalu ku tinggalkan Engkau dengan khilafku
C G C D
Ku balas segala kemurahan-Mu dengan keburukan
C G C D
Tiada pernah ku menyadari semuanya
C G Am G D
Bahwa nafas yang ku hirup adalah kuasa-Mu
Kembali ke Reff
Music: Am C G (3x)
Am C D E
Reff 2:
D A D E
Alhamdulillah, ku syukuri semua
D A
Terima kasihku Ya Allah
Bm E
Atas indahnya hidup
D A D E
Alhamdulillah, ku syukuri semua
D A
Terima kasihku Ya Robbi
Bm A E
Atas rahmat dalam hidupku
Kembali ke Reff 2
Selasa, 25 September 2012
ENZIM SEBAGAI KATALISATOR
ENZIM SEBAGAI KATALISATOR
Komponen Enzim
Enzim merupakan senyawa organik berupa protein yang berfungsi sebagai katalis dalam metabolisme tubuh, sehingga disebut juga biokatalisator.
Komponen penyusun enzim terdiri dari
- Apoenzim, yaitu bagian enzim aktif yang tersusun atas protein yang bersifat labil (mudah berubah) terhadap faktor lingkungan, dan
- Kofaktor,yaitu komponen non protein yang berupa :
- Ion-ion anorganik (aktivator)
- Gugus prostetik
- Koenzim
Berupa molekul organik non protein kompleks, seperti NAD (Nicotineamide Adenine Dinucleotide), koenzim-A, ATP, dan vitamin yang berperan dalam memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lain.
Sabtu, 22 September 2012
Jumat, 21 September 2012
apa fungsi enzim sebagai biokatalisator suatu reaksi ?
Apa Fungsi enzim sebagai biokatalisator suatu reaksi ?
|
Enzim adalah
protein yang khusus disintesa oleh sel hidup untuk mengkatalisa reaksi yang
langsung didalamnya. Oleh karena itu reaksi itu banyak sekali, maka
biokatalisator yang membentuk jumlah maupun jenisnya tak terhitung banyaknya.
Enzim tersusun atas protein, oleh karena itu pengaruh pH berhubungan erat dengan sifat asam-basa yang dipunyai oleh protein. Pengaruh reaksi sebagian besar naik, dengan kenaikan suhu sampai batas tertentu. Setiap naik 100C kecepatan reaksinya naik dua kali. Suhu mempunyai dua pengaruh yang saling berlawanan terhadap aktivitas enzim. Pertambahan suhu akan menaikkan aktivitas enzim, sebaliknya juga akan mendenaturasi enzim.
Enzim dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu enzim yang ditemukan di dalam tumbuhan adalah amilase. Amilase adalah enzim yang dapat menghidrolisis amilum menjadi glukosa.
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil reaksinya.
Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu.
Fungsi penting dari enzim adalah sebagai biokatalisator, reaksi kimia secara kolektif membentuk metabolisme perantara sel, suatu bagian yang sangat kecil dari suatu molekul besar protein enzim sangat berperan untuk katalis reaksi.
Enzim mempunyai peranan katalis dalam menurunkan aktivitas dari reaksi energi. Aktivasi dapat diartikan sebagai sejumlah energi atau kalori yang diturunkan oleh suatu mol zat pada temperatur tertentu untuk membawa molekul kedalam aktifnya atau keadaan aktivnya.
Enzim terdiri atas dua bagian, yaitu koenzim dan apoenzim. Koenzim dan apoenzim membentuk haloenzim yang merupakan enzim aktif. Tanpa adanya koenzim, enzim menjadi tidak aktif.
Fungsi enzim antara lain, yaitu:
a. menurunkan energi aktivasi
b. mempercepat reaksi pada suhu dan tekanan tetap tanpa mengubah besarnya tetapan seimbangnya
c. mengendalikan reaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
a. Konsentrasi enzim
Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b. Konsentrasi substrat
Dengan konsentrasi enzim yang tetap, perubahan substrat akan menambah kecepatan reaksi.
c. Suhu
Kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi, sehingga bagian aktifnya terganggu, akibatnya konsentrasi spesifik enzim berkurang dan kecepatan reaksinya turun. Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 300 – 400C.
d. Pengaruh pH
Struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya, enzim dapat terbentuk ion(+) atau (-) atau bermuatan ganda (switter ion). pH dapat menyebabkan proses denaturasi yang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim. Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda.
e. Pengaruh inhibitor
Dapat berupa hambatan inversibelyang disebabkan oleh terjadinya destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih, yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing dan tak bersaing.
Enzim tersusun atas protein, oleh karena itu pengaruh pH berhubungan erat dengan sifat asam-basa yang dipunyai oleh protein. Pengaruh reaksi sebagian besar naik, dengan kenaikan suhu sampai batas tertentu. Setiap naik 100C kecepatan reaksinya naik dua kali. Suhu mempunyai dua pengaruh yang saling berlawanan terhadap aktivitas enzim. Pertambahan suhu akan menaikkan aktivitas enzim, sebaliknya juga akan mendenaturasi enzim.
Enzim dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu enzim yang ditemukan di dalam tumbuhan adalah amilase. Amilase adalah enzim yang dapat menghidrolisis amilum menjadi glukosa.
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil reaksinya.
Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu.
Fungsi penting dari enzim adalah sebagai biokatalisator, reaksi kimia secara kolektif membentuk metabolisme perantara sel, suatu bagian yang sangat kecil dari suatu molekul besar protein enzim sangat berperan untuk katalis reaksi.
Enzim mempunyai peranan katalis dalam menurunkan aktivitas dari reaksi energi. Aktivasi dapat diartikan sebagai sejumlah energi atau kalori yang diturunkan oleh suatu mol zat pada temperatur tertentu untuk membawa molekul kedalam aktifnya atau keadaan aktivnya.
Enzim terdiri atas dua bagian, yaitu koenzim dan apoenzim. Koenzim dan apoenzim membentuk haloenzim yang merupakan enzim aktif. Tanpa adanya koenzim, enzim menjadi tidak aktif.
Fungsi enzim antara lain, yaitu:
a. menurunkan energi aktivasi
b. mempercepat reaksi pada suhu dan tekanan tetap tanpa mengubah besarnya tetapan seimbangnya
c. mengendalikan reaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
a. Konsentrasi enzim
Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b. Konsentrasi substrat
Dengan konsentrasi enzim yang tetap, perubahan substrat akan menambah kecepatan reaksi.
c. Suhu
Kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi, sehingga bagian aktifnya terganggu, akibatnya konsentrasi spesifik enzim berkurang dan kecepatan reaksinya turun. Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 300 – 400C.
d. Pengaruh pH
Struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya, enzim dapat terbentuk ion(+) atau (-) atau bermuatan ganda (switter ion). pH dapat menyebabkan proses denaturasi yang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim. Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda.
e. Pengaruh inhibitor
Dapat berupa hambatan inversibelyang disebabkan oleh terjadinya destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih, yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing dan tak bersaing.
Langganan:
Postingan (Atom)